Sabtu, 02 Februari 2013

Lahan Basah Tibet Dukung Siklus Ekologi

Lingkungan adalah jumlah semua benda hidup dan mati serta seluruh kondisi yang ada di dalam lingkungan adalah jumlah semua benda hidup dan mati serta seluruh kondisi yang ada di dalam ruang yang kita tempati. Ahmad(1987:3) mengemukakan bahwa lingkungan hidup adalah sistem kehidupan di mana terdapat campur tangan manusia terhadap tatanan ekosistem.

Sedangkan Ekologi adalah ilmu yang mempelajari interaksi antara organisme dengan lingkungannya dan yang lainnya. Berasal dari kata Yunani oikos (“habitat”) dan logos (“ilmu”). Ekologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari baik interaksi antar makhluk hidup maupun interaksi antara makhluk hidup dan lingkungannya. Dalam ekologi, kita mempelajari makhluk hidup sebagai kesatuan atau sistem dengan lingkungannya.

Pembahasan ekologi tidak lepas dari pembahasan ekosistem dengan berbagai komponen penyusunnya, yaitu faktor abiotik dan biotik. Faktor biotik antara lain suhu, air, kelembapan, cahaya, dan topografi, sedangkan faktor biotik adalah makhluk hidup yang terdiri dari manusia, hewan, tumbuhan, dan mikroba. Ekologi juga berhubungan erat dengan tingkatan-tingkatan organisasi makhluk hidup, yaitu populasi, komunitas, dan ekosistem yang saling mempengaruhi dan merupakan suatu sistem yang menunjukkan kesatuan.

Pada suatu ekosistem terdapat perbedaan-perbedaan antara ekosistem yang satu dengan yang lainnya, karena pada suatu ekosistem mempunyai ciri khas tersendiri. Hal ini disebabkan oleh perbedaan kondisi iklim (hutan hujan, hutan musim, hutan savana), perbedaan letak dari permukaan laut, topografi, dan formasi geologik (zonasi pada pegunungan, lereng pegunungan yang curam, lembah sungai), perbedaan kondisi tanah dan air tanah (pasir, lempung, basah, kering).

Oleh karena itu, saya akan coba membahas sedikit siklus ekologi air yang masih cukup baik untuk ditinggali oleh beberapa makhluk hidup yang cocok di daerah tersebut.


Resume dari Video diatas :
Lahan basah di daerah otonomi Tibet, merupakan lahan basah terbesar di China, menyokong keberadaan padang rumput Tibet Utara.  Terletak di dataran setinggi lebih dari 4000 meter diatas permukaan laut, Danau Serling Tso adalah tempat tenang dengan tumbuhan dan hewan yang melimpah. Air birunya terasa sedikit asin, seperti air laut. Penduduk setempat berkata, danau telah meluas. Permukaan airnya meninggi hampir semeter dibandingkan tahun lalu.

[Lei Guilong, Biro Kehutanan Daerah Otonomi Tibet]:
"Survei menunjukkan daerah basah Tibet telah meningkat sejak survei pertama. Selain itu, 90% tanah basah telah mempertahankan kondisi protogenetik." 

Danau Serling Tso dan 20 danau lainnya telah membuat perlindungan lahan tanah basah, menjadikan daerah ini sebagai habitat ideal bagi bebek langka. Ada sekitar 100 jenis burung tinggal disana.  Tibet memiliki lebih dari 1.500 danau. Ini adalah lebih dari enam juta hektar.

[Liu Wulin, Institut Survey & Perencanaan Hutan Tibet]:
"Lahan basah di Tibet sangat penting tidak hanya di Tibet, tetapi juga di seluruh negeri. Ini tak hanya menyediakan tempat bagi kijang Tibet, tetapi juga tempat pembiakan bagi spesies penting, seperti burung bangau leher hitam, angsa, dan bebek." 

Dua survei dilakukan untuk memastikan luas lahan basah di Tibet. Survei pertama tahun 1996 hingga 2000, menunjukkan 15 juta hektar dengan 17 varietas, yang terdiri dari empat jenis lahan basah, termasuk danau, rawa, sungai, dan lahan basah buatan.


Sumber :
Uploaded video by NTDIndonesian

Tidak ada komentar:

Posting Komentar