Sabtu, 02 Februari 2013

Rasi Bintang


Dikutip dari buku :
Judul : Einstein aja ingin tahu!, Jilid 1
Pengarang : Kathy Wollard & Debra Solomon

Mengapa bintang-bintang membentuk gambar?
Apakah kamu pernah berbaring di musim panas, menyaksikan awan besar seperti kapas melayang lambat, dan tiba-tiba melihat awan seperti berbentuk wajah atau hewan? Yah, rasi bintang adalah gambar-gambar yang kita bayangkan terlihat pada bintang-bintang.langit malam mirip gambar yang menghubungkan titik-titik raksasa.
Orang sudah menemukan gambar-gambar pada bintang-bintang sejak jaman purba. (Kita tahu misalnya, bahwa bangsa Sumeria menggambarkan rasi bintang sedikitnya 4.000 tahun yang lalu). Tidak mengejutkan, orang melihat apa yang menarik bagi mereka. Kebudayaan dimana orang menghabiskan sebagian besar hari-harinya untuk berburu melihat gambar hewan-hewan liar pada bintang. Para pelaut Eropa melihat bintang-bintang berpola dalam bentuk kompas. Bahkan, para ilmuwan berpendapat bahwa salah satu kegunaan terpenting gambar-gambar itu adalah untuk membantu melakukan navigasi di lautan-lautan Bumi-untuk mengetahui mereka berada dimana dengan mencari pola-pola yang tidak asing di langit.
Melihat gambar-gambar diantara bintang juga membuat mempelajari langit menjadi lebih mudah. Para astronom dunia purba membagi langit malam menjadi wilayah-wilayah. Setiap wilayah terdiri dari sekelompok bintang yang disebut rasi bintang atau konstelasi. Rasi bintang diberi nama, dan orang menciparakan cerita-cerita mengenainya.
Kebudayaan berbeda memiliki gambar dan kisah berbeda. Beberapa adegan yang dibayangkan orang sangatlah aneh. Sebagai contoh, kita ambil apa yang dilihat orang Mesir pada sekelompok besar bintang yang mengelilingi apa yang kita sebut Biduk Besar. Ada banteng, kata mereka, diikuti orang berbaring, dikuntit oleh kuda nil yang berjalan dengan dua kaki-dan memanggul buaya di punggungnya!
Banyak kisah rasi bintang kita datang dari mitos Yunani. Inilah salah satunya: Dewi Juno sangat cemburu pada pelayannya, putri Callisto. Jupiter, suami Juno, cemas akan keselamatan Callisto. Untuk melindunginya, ia mengubah Callisto yang cantik menjadi beruang.
Tetapi ini menyebabkan masalah baru. Putra Callisto suatu hari pergi berburu. Ketika melihat beruang besar-dengan tidak menyadari itu adalah ibunya sendiri-ia mulai mengarahkan panahnya. Jadi Jupiter turun tangan dan “membereskan” keadaan lagi, mengubah putra Callisto jadi beruang kecil. Menurut mitos, karena itulah ada beruang besar dan beruang kecildi langit. Saat ini rasi bintang itu disebut Ursa (beruang) Mayor dan Ursa Minor.
Mungkin kamu pernah dengar si pemanah Orion, dengan sabuk bintang-bintangnya, dan Leo, si singa. Tetapi ada gambar-gambar lain di langit: pahat, pompa, kuda-kuda, teleskop, dan mikroskop. Ada jam, bunglon, ikan paus, dan jerapah. Dan bahkan ada rasi bintang yang mirip sapuan di langit yang disebut Rambut Berenice.
Di peta bintang modern, langit belahan Bumi Utara dan Selatan dibagi menjadi 88 gambar terpisah. Para ilmuwan percaya bahwa kebanyakan rasi bintang “modern” berasal dari tahun 2 SM.
Walaupun bintang-bintang di rasi bintang kelihatannya berdekatan, itu hanyalah ilusi: Satu bintang mungkin berjarak triliyunan km lebih jauh dari Bumi daripada lainnya. Tetapi bintang yang lebih jauh mungkin sangat terang-jadi kelihatan sama dekatnya dengan yang lebih dekat dan lebih redup. Di Bumi, kita melihat rasi bintang sebagai sesuatu yang datar.
Bintang-bintang selalu lahir dan sekarat, dan mereka selalu bergerak. Jadi seiring berlalunya waktu, rasi bintang juga berubah. Jutaan tahun yang lalu, ketika bintang-bintangnya berada di posisi berbeda, Biduk Besar (bagian dari rasi bintang Ursa Mayor) tidak terlalu terlihat seperti biduk dan lebih mirip lembing. Jutaan tahun mendatang, orang mungkin akan menemukan nama-nama berbeda untuk gambar-gambar baruyang mereka lihat di langit.
Sebagai penutup: dari beberapa tata surya yang jauh, Matahari kita mungkin merupakan sebuah bintang di rasi bintang kebudayaan lain-mungkin sebuah titik dalam garis gambar hewan anehyang ditemukan di planet mereka.

Dampak IPTEK dalam meningkatkan Daya Dukung Lingkungan

Pengertian IPTEK
IPTEK adalah akronim dari Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, dimana dari akronim tersebut mempunyai artinya sendiri, baik Ilmu, Pengetahuan, maupun Teknologi.

Ilmu dapatlah dipandang sebagai produk, sebagai proses, dan sebagai paradigma etika.
  1. Ilmu dipandang sebagai proses karena ilmu merupakan hasil dari kegiatan sosial, yang berusaha memahami alam, manusia dan perilakuknya baik secara individu atau kelompok.
  2. Ilmu sebagai produk artinya ilmu diperoleh dari hasil metode keilmuan yang diakui secara umum dan sifatnya yang universal. Oleh karena itu ilmu dapat diuji kebenarannya, sehingga tidak mustahil suatu teori yang sudah mapan suatu saat dapat ditumbangkan oleh teori lain.
  3. Ilmu sebagai paradigma ilmu, karena ilmu selain universal, komunal, juga alat meyakinkan sekaligus dapat skeptis, tidak begitu saja mudah menerima kebenaran.

Adapun beberapa definisi ilmu menurut para ahli seperti yang dikutip oleh Bakhtiar tahun 2005 diantaranya  adalah :
a. Mohamad Hatta, mendefinisikan ilmu adalah pengetahuan yang teratur tentang pekerjaan hukum kausal dalam suatu golongan masalah yang sama tabiatnya, maupun menurut kedudukannya tampak dari luar, maupun menurut bangunannya dari dalam.
b. Karl Pearson, mengatakan ilmu adalah lukisan atau keterangan yang komprehensif dan konsisten tentang fakta pengalaman dengan istilah yang sederhana.
c. Ashley Montagu, menyimpulkan bahwa ilmu adalah pengetahuan yang disusun dalam satu sistem yang berasal dari pengamatan, studi dan percobaan untuk menentukan hakikat prinsip tentang hal yang sedang dikaji.
d. Harsojo menerangkan bahwa ilmu merupakan akumulasi pengetahuan yang disistemasikan dan suatu pendekatan atau metode pendekatan terhadap seluruh dunia empiris yaitu dunia yang terikat oleh faktor ruang dan waktu, dunia yang pada prinsipnya dapat diamati oleh panca indera manusia. Lebih lanjut ilmu didefinisikan sebagai suatu cara menganalisis yang mengijinkan kepada ahli-ahlinya untuk menyatakan suatu proposisi dalam bentuk : “ jika .... maka “.

Yang dimaksud dengan atau pengertian tentang Ilmu Pengetahuan adalah pengetahuan yang didasarkan atas fakta-fakta di mana pengujian kebenarannya diatur menurut suatu tingkah laku sistem. Kamus Besar Bahasa Indonesia menyatakan bahwa ilmu pengetahuan adalah pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun secara bersistem menurut metode tertentu, yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala-gejala tertentu.

Ilmu pengetahuan pada dasarnya memiliki tiga komponen penyangga tubuh pengetahuan yang disusun sebagai berikut:
  1. Ontologis, dapat diartikan sebagai hakikat apa yang dikaji oleh pengetahuan, sehingga jelas ruang lingkup wujud yang menjadi objek penelaahannya, dengan kata lain ontologis merupakan objek formal dari suatu pengetahuan
  2. Epistemologis, dapat diartikan sebagai cara bagaimana materi pengetahuan diperoleh dan disusun menjadi tubuh pengetahuan
  3. Aksiologis, merupakan asas menggunakan ilmu pengetahuan atau fungsi dari ilmu pengetahuan.

Teknologi, teknologi merupakan berasal dari bahasa Yunani, yaitu tekne, yang berari pekerjaan, dan logos, berarti suatu studi peralatan, prosedur dan metode yang digunakan pada berbagai cabang industri. Berikut ini definisi teknologi menurut para ahli :
a. Menurut Prayitno dalam Ilyas (2001), teknologi adalah seluruh perangkat ide, metode, teknik benda-benda material yang digunakan dalam waktu dan tempat tertentu maupun untuk memenuhi kebutuhan manusia
b. Menurut Mardikanto (1993), teknologi adalah suatu perilaku produk, informasi dan praktek-praktek baru yang belum banyak diketahui, diterima dan digunakan atau diterapkan oleh sebagian warga masyarakat dalam suatu lokasi tertentu dalam rangka mendorong terjadinya perubahan individu dan atau seluruh warga masyarakat yang bersangkutan. 
c. Menurut Jaques Ellul memberi arti teknologi sebagai ”keseluruhan metode yang secara rasional mengarah dan memiliki ciri efisiensi dalam setiap bidang kegiatan manusia”. Pengertian teknologi secara umum adalah:
  1. proses yang meningkatkan nilai tambah
  2. produk yang digunakan dan dihasilkan untuk memudahkan dan meningkatkan kinerja
  3. Struktur atau sistem di mana proses dan produk itu dikembamngkan dan digunakan.

Kesimpulannya, ilmu pengetahuan mempunyai teori-teori atau rumus-rumus yang tetap, dan teknologi merupakan praktek atau ilmu terapan dari teori-teori yang berasal dari ilmu pengetahuan. Jadi ilmu pengetahuan dan teknologi mempunyai saling mempunyai hubungan. Jika tidak ada ilmu pengetahuan, teknologi tidak akan ada.

Pengertian Lingkungan dan Daya Dukung LIngkungan
Pengertian Lingkungan Hidup bisa dikatakan sebagai segala sesuatu yang ada di sekitar manusia atau makhluk hidup yang memiliki hubungan timbal balik dan kompleks serta saling mempengaruhi antara satu komponen dengan komponen lainnya.

Pada suatu lingkungan terdapat dua komponen penting pembentukannya sehingga menciptakan suatu ekosistem yakni komponen biotik dan komponen abiotik. Komponen biotik pada lingkungan hidup mencakup seluruh makluk hidup di dalamnya, yakni hewan, manusia, tumbuhan, jamur dan benda hidup lainnya. Sedangkan, komponen abiotik adalah benda-benda mati yang bermanfaat bagi kelangsungan hidup makhluk hidup di sebuah lingkungan yaitu mencakup tanah, air, api, batu, udara, dan lain sebagainya.

Sedangkan, Daya Dukung Lingkungan atau Carrying Capacity mengandung pengertian kemampuan suatu tempat dalam menunjang kehidupan mahluk hidup secara optimum dalam periode waktu yang panjang. Daya dukung lingkungan dapat pula diartikan kemampuan lingkungan memberikan kehidupan organisme secara sejahtera dan lestari bagi penduduk yang mendiami suatu kawasan. Pengertian (Konsep) dan Ruang Lingkup Daya Dukung Lingkungan Menurut UU no. 23/ 1997, daya dukung lingkungan hidup adalah kemampuan lingkungan hidup untuk mendukung perikehidupan manusia dan makhluk hidup lain.

Kemampuan lingkungan untuk mendukung perikehidupan semua makhluk hidup yang meliputi ketersediaan sumber daya alam untuk memenuhi kebutuhan dasar dan tersedianya cukup ruang untuk hidup pada tingkat kestabilan sosial tertentu disebut daya dukung lingkungan. Keberadaan sumber daya alam di bumi tidak tersebar merata sehingga daya dukung lingkungan pada setiap daerah akan berbeda-beda.

Oleh karena itu, pemanfaatanya harus dijaga agar terus berkesinambungan dan tindakan eksploitasi harus dihindari. Pemeliharaan dan pengembangan lingkungan hidup harus dilakukan dengan cara yang rasional antara lain sebagai berikut:
1. Memanfaatkan sumber daya alam yang dapat diperbaharui dengan hati-hati dan efisien, misalnya: air, tanah, dan udara.
2. Menggunakan bahan pengganti, misalnya hasil metalurgi (campuran).
3. Mengembangkan metode penambangan dan pemrosesan yang lebih efisien serta dapat didaur ulang.
4. Melaksanakan etika lingkungan dengan menjaga kelestarian alam.

IPTEK Lingkungan
IPTEK Lingkungan ialah teknologi yang berkaitan dengan pemanfaatan dalam kaitannya dengan manajemen lingkungan Sumber Daya Alam (SDA) dan Sumber Daya Manusia (SDM) yang tersusun sistematis dengan metode tertentu untuk menjelaskan gejala-gejala tertentu pada bidang IPTEK terhadap lingkungan tanpa merusak keseimbangan lingkungan. Upaya pelestarian lingkungan tidak hanya diperlukan saat pembukaan lahan dan penata gunaan tanah. Juga selama kegiatan pembudidayaan sampai ke pengolahan hasil. Pelestarian lingkungan pada semua tahapan produksi perlu menjadi tekad masyarakat, terlebih dalam menghadapi semakin nyaringnya tuntutan pada “produksi hijau”. Selain itu, tekad masyarakat melestarikan lingkungan dapat menjadi perisai terhadap kecaman tentang kerusakan lingkungan perkebunan.

IPTEK Lingkungan meliputi:
1. Pengolahan Sampah.
Pengelolaannya harus melibatkan semua warga, oleh karena itu, rumah tangga harus melakukan pemilahan sampah menjadi tiga bagian, yaitu sampah organik basah (sisa makanan, sayur), kering (kertas, dus, botol), dan limbah berbahaya seperti aki dan baterai bekas, sprayer insektisida, serta pembalut wanita.

2. Pengolahan Limbah.
Limbah ialah hasil buangan suatu pembakaran atau sisa hasil produksi yang mengandung zat kimia berbahaya yang dapat merusak keseimbangan lingkungan. Teknologi pengolahan air limbah adalah kunci dalam memelihara kelestarian lingkungan. Apapun macam teknologi pengolahan air limbah domestik maupun industri yang dibangun harus dapat dioperasikan dan dipelihara oleh masyarakat setempat. Jadi teknologi pengolahan yang dipilih harus sesuai dengan kemampuan teknologi masyarakat yang bersangkutan, agar Lingkungan terjaga dan terlestarikan.

3. Konservasi Lingkungan.
Mendukung dan ikut serta dalam program konservasi lingkungan dan bekerja sama akan menghasilkan suatu pembangunan yang ramah lingkungan serta memperhatikan pada pembangunan ekonomi yang bersifat berkelanjutan dengan memperhatikan kelestarian lingkungan. Karena terpeliharanya kelestarian lingkungan, termasuk dengan menjaga kelangsungan hidup spesies laut dan terumbu karang merupakan hal yang memberikan manfaat dan keuntungan bersama dan berkelanjutan dalam jangka waktu yang panjang sehingga dinikmati oleh generasi yang akan datang.

4. Badan Pertanian Teknologi bibit & benih, Rekayasa Genetika.
Upaya peningkatan produktivitas dan mutu produk yang sesuai dengan dinamika lingkungan diharapkan dapat dilakukan melalui penelitian bioteknologi. Manipulasi potensi genetik melalui penelitian biologi molekuler, mikrobiologi, bioproses, kultur jaringan dan rekayasa genetika harus dihasilkan untuk memenuhi kebutuhan maka harus dilakukan bioteknologi.

Dampak IPTEK yang Mempengaruhi Daya Dukung Lingkungan
1. IPTEK dalam bidang Pertanian
Iptek dalam hal ini melalui sebuah metode baru yaitu Pendekatan Bioteknologi Molekuler untuk Ketahanan Pangan. Timbulnya banyak penyakit pada tanaman dan buah-buahan dapat menyebabkan penurunan kualitas hasil panen atau bahkan dapat gagal panen. Hal ini dapat terjadi manakala serangan virus pada individu tanaman dan bahkan manusia masih dalam usia sangat muda terjadi, maka kemungkinan serangan penyakit tersebut terhadap individu hingga mati adalah sangat tinggi. Padahal tanaman yang telah terinfeksi oleh virus akan sulit bagi tanaman tersebut terbebaskan dari virus yang menginfeksinya. Oleh karena virus ini hanyalah sebuah asam nukleat (RNA/DNA) yang terselubungi/dibungkus oleh selubung protein/jaket protein (Coat Protein = CP).

Dengan demikian cara pembasmiannya sebenarnya sangat mudah yaitu dengan cara dibakar. Karena dengan dibakar maka akan menjadi arang atau mati. Namun apabila penyakit tersebut sudah secara meluas menyerang secara sistemik pada individu inang/induk maka hal tersebut akan menyulitkan penangannya, karena akan tertular pada individu yang jumlahnya jutaan dalam kawasan yang cukup luas. Dengan demikian akan mudah kiranya apabila serangan tersebut dapat dilokalisasi dan dapat dilakukan tindakan yang cepat, tepat dan terukur.

Untuk mengantisipasi hal tersebut maka usaha secara klasik untuk melakukan penyilangan-penyilangan dalam rangka mendapatkan bibit unggul tanaman padi-padian perlu terus ditingkatkan. Seiring dengan itu, rekayasa genetika untuk menciptakan tanaman transgenic yang mempunyai sifat-sifat unggul seperti tahan terhadap serangan virus atau untuk mendapatkan padi-padian yang mengandung gizi tertentu yang lebih tinggi konsentrasinya nampaknya perlu terus dikembangkan. Rekayasa genetika dengan memanfaatkan gen tertentu (misal, gen CP) pada virus yang menyerang pada tanaman, telah membuktikan keandalanya dalam memproteksi tanaman tersebut dari serangan virus yang bersangkutan. Dalam kasus ini dengan dimasukkannya gen CP dari virus Johnsongrass Mosaic (JGMV) pada tanaman jagung, maka tanaman jagung tersebut telah menunjukkan kekebalanya dari serangan virus JGMV.

Dengan dikuasinya teknologi transformasi genetic untuk ketela pohon (Cassava), maka memungkinkan untuk menciptakan tanaman pangan dari varietasini yang jumlahnya banyak sekali, untuk menghasikan tanaman kebal terhadap serangan Cassava Mosaic Virus. Selanjutnya upaya manusia untuk mengembangbiakan secara besar-besaran dengan kualiatas dan kuantitas yang bagus adalah suatu yang mendesak untuk dilakukan, dalam rangka pemenuhan dan penyelamatan tersedianya makanan di Negara-negara Afrika. Di samping jenis makanan tersebut, upaya manusia untuk menciptakan kualiatas padi yang mengandung jenis kandungan gizi tertentu terus usahakan, seperti Golden rice yang mengandung banyak Beta Carotene. Uji laboratorium terhadap beras ini terus dilakukan sampai hasil yang diharapakan dapat dicapai, sebelum padi ini benar-benar dilepas untuk para petani.

Penemuan-penemuan sejenis untuk menciptakan tanaman transgenic dengan memanfaatkan gen tertentu dari beberapa organisme yang menyerang tanaman, menunjukkan keberhasilannya, dan ini telah mampu membuka cakrawala baru dalam menghasilkan tanaman yang unggul yang bebas dari penyakit. Dan dihasikannya produk pangan yang mengandung gizi tertentu yang lebih baik. Dengan demikian hal ini tentunya, akan berdampak positif pada kehidupan manusia dan tentunya makhluk hidup lainnya yang akhirnya akan bermanfaat dalam ikut serta menciptakan ketahanan pangan bagi manusia dan meminimalkan kerusakan oleh virus/hama yang menyerang tanaman-tanaman penghasil pangan.

2. IPTEK dalam bidang Kelautan
Dalam rangka pengembangan sumberdaya kelautan dimasa depan, maka titik optimum pemanfaatan akan dicapai jika pengembangan dan pemanfaatannya meperhatikan  3 hal yaitu,
  1. Pengembangan IPTEK Kelautan dan perikanan,
  2. Industri perikanan dan kelautan serta
  3. Admistrasi dan managemennya.
Untuk mendukung pemanfaatan potensi sumberdaya kelautan maka mutlak diperlukan IPTEK, yang harus pula didukung oleh riset yang sistematis dan berkelanjutan. Pembangunan kelautan sekarang ini antara lain mencakup:
  1. Capture Fisheries and Aquaculture
  2. Marine Biotechnology
  3. Non-Living Resources  7
  4. Marine Transportation
  5. Sea Territory
  6. Small Island Development
Pengembangan riset dan pengembangan Iptek tersebut  diharapkan menjawab dan mengatasi masalah nasional dalam bidang;
  1. Kecukupan Pangan
  2. Kecukupan Obat dan Teknologi Kesehatan
  3. Sumber Energi Alternatif
  4. Transportasi
  5. Teknologi Informasi dan Komunikasi
  6. Teknologi Keamanan dan Pertahanan
Riset dibidang industri bioteknologi kelautan  telah ditemukan beberapa hal antara lain (Dahuri 2006):
  1. Pembuatan obat tidur dan obat penenang dari kuda laut.
  2. Pembuatan garam yang 99% murni untuk cairan infus.
  3. Tempurung kura-kura untuk obat luka dan tetanus.
  4. Hati ikan buntal untuk obat tetrodotoxin, guna memperbaiki saraf otak yang   rusak.
  5. Chitosan dari kulit kepiting dan udang untuk obat anti kolesterol.

Pembangunan kelautan ke depan diharapkan dapat berlangsung secara efisien dan berdaya saing tinggi, sehingga mampu menguntungkan seluruh pelaku usaha dan menyumbangkan pertumbuhan ekonomi  yang tinggi (lebih dari 7% per tahun) secara berkesinambungan. Disamping itu pembangunan kelautan harus berkeadilan, sehingga seluruh pelaku usaha dapat memenuhi kebutuhan dasarnya (pangan, sandang, perumahan, kesehatan, dan pendidikan) serta hidup sejahtera. Pengembangan kelautan harus  ramah lingkungan, yang menjamin kelestarian (sustainability) sumberdaya kelautan dan ekosistemnya.

Oleh sebab itu  Blue Print pembangunan kelautan secara optimal dan berkelanjutan harus berbasis IPTEK, manajemen profesional, dan etos kerja Unggul. Dari tahap perencanaan, implementasi, sampai pengendalian program pembangunan harus dilaksanakan secara terpadu (sektor, level pemerintahan, pemerintah-swasta-masyarakat, spasial, dan antar negara). Disamping itu pembangunan kelautan harus berbasis masyarakat maupun berbasis daya dukung lingkungan wilayah (konservasi).

3. IPTEK dalam bidang Kehutanan
Hutan adalah sebuah kawasan yang ditumbuhi dengan lebat oleh pepohonan dan tumbuhan lainnya. Kawasan-kawasan semacam ini terdapat di wilayah-wilayah yang luas di dunia dan berfungsi sebagai penampung karbon dioksida (carbon dioxide sink), habitat hewan, modulator arus hidrologika, serta pelestari tanah, dan merupakan salah satu aspek biosfer Bumi yang paling penting.
Hutan adalah bentuk kehidupan yang tersebar di seluruh dunia. Kita dapat menemukan hutan baik di daerah tropis maupun daerah beriklim dingin, di dataran rendah maupun di pegunungan, di pulau kecil maupun di benua besar. Hutan merupakan suatu kumpulan tumbuhan dan juga tanaman, terutama pepohonan atau tumbuhan berkayu lain, yang menempati daerah yang cukup luas.

Hutan bukanlah warisan nenek moyang, tetapi pinjaman anak cucu kita yang harus dilestarikan. Jika terjadi bencana, maka dipastikan, biaya 'recovery' jauh lebih besar ketimbang melakukan pencegahan secara dini. Begitu pentingnya fungsi hutan sehingga pada 21 Januari 2004 Presiden Megawati merasa perlu mencanangkan Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan (GN-RHL) yaitu gerakan moral yang melibatkan semua komponen masyarakat bangsa untuk memperbaiki kondisi hutan dan lahan kritis. Dengan harapan, agar lahan kritis itu dapat berfungsi optimal, yang juga pada gilirannya bermanfaat bagi masyarakat sendiri. Tujuan melibatkan komponen masyarakat, tentu saja, agar mereka menyadari bahwa hutan dan lingkungan itu sangat penting dijaga kelestariannya.

Hutan memiliki fungsi yang penting bagi kehidupan manusia diantaranya sebagai berikut :
1. Pelestarian Plasma Nutfah
Plasma nutfah merupakan bahan baku yang penting untuk pembangunan di masa depan, terutama di bidang pangan, sandang, papan, obat-obatan dan industri. Penguasaannya merupakan keuntungan komparatif yang besar bagi Indonesia di masa depan. Oleh karena itu, plasma nutfah perlu terus dilestarikan dan dikembangkan bersama untuk mempertahankan keanekaragaman hayati.

2. Penahan dan Penyaring Partikel Padat dari Udara 
Udara alami yang bersih sering dikotori oleh debu, baik yang dihasilkan oleh kegiatan alami maupun kegiatan manusia. Dengan adanya hutan, partikel padat yang tersuspensi pada lapisan biosfer bumi akan dapat dibersihkan oleh tajuk pohon melalui proses jerapan dan serapan. Partikel yang melayang-layang di permukaan bumi sebagian akan terjerap pada permukaan daun, khususnya daun yang berbulu dan yang mempunyai permukaan yang kasar dan sebagian lagi terserap masuk ke dalam ruang stomata daun. Ada juga partikel yang menempel pada kulit pohon, cabang dan ranting. Dengan demikian hutan menyaring udara menjadi lebih bersih dan sehat.


Sumber https://www.google.co.id/

Dampak Negatif Masalah Kependudukan Terhadap Lingkungan

Pengertian Penduduk
Penduduk adalah mereka yang berada di dalam dan bertempat tinggal atau berdomisili di dalam suatu wilayah negara (menetap)-lahir secara turun-temurun dan besar di negara tersebut. Dalam sosiologi, penduduk adalah kumpulan manusia yang menempati wilayah geografi dan ruang tertentu.

Penduduk atau warga suatu negara atau daerah bisa didefinisikan menjadi 2, yaitu :
1. Orang yang tinggal di daerah tersebut
2. Orang yang secara hukum berhak tinggal di daerah tersebut. Dengan kata lain orang yang mempunyai surat resmi untuk tinggal di situ. Misalkan bukti kewarganegaraan, tetapi memilih tinggal di daerah lain.

Ilmu yang mempelajari tentang masalah kependudukan adalah Demografi. Istilah Demografi pertama kali ditemukan oleh Achille Guillard. Kependudukan atau demografi adalah ilmu yang mempelajari dinamika kependudukan manusia. Meliputi didalamnya ukuran, struktur dan distribusi penduduk serta bagaimana jumlah penduduk setiap waktu akibat kelahiran, kematian, migrasi dan penuaan. Analisis kependudukan dapat merujuk masyarakat secara keseluruhan atau kelompok tertentu yang didasarkan kriteria seperti pendidikan, kewarganegaraan, agama atau etnisitas tertentu.

Beberapa Masalah Kependudukan
Beberapa permasalahan kependudukan, khususnya di Indonesia:
1. Masalah akibat angka kelahiran
Jika fertilitas semakin meningkat maka akan menjadi beban pemerintah dalam hal penyediaan aspek fisik misalnya fasilitas kesehatan. Selain itu pertumbuhan penduduk akan semakin meningkat tinggi akibatnya bagi suatu negara berkembang akan menunjukkan korelasi negatif dengan tingkat kesejahteraan penduduknya.

2. Masalah akibat angka kematian
Semakin bertambah angka harapan hidup berarti perlu adanya peran pemerintah dalam menyediakan fasilitas penampungan dan penyediaan gizi yang memadai bagi anak balita. Sebaliknya apabila tingkat mortalitas tinggi akan berdampak terhadap reputasi indonesia di mata dunia.

3. Masalah Jumlah Penduduk
Masalah yang timbul akibat jumlah penduduk adalah aspek ekonomi dan pemenuhan kebutuhan hidup keluarga karena banyaknya beban tanggungan sehingga sulit untuk memenuhi gizi yang dibutuhkan.

4. Masalah mobilitas Penduduk
Pertumbuhan penduduk perkotaan selalu menunjukkan peningkatan yang terus menerus hal ini disebabkan pesatnya perkembangan ekonomi dengan perkembangan industri pertumbuhan sarana dan prasarana jalan perkotaan.
Selain itu, semakin banyak terjadi urbanisasi karena orang-orang desa yang dulunya kecukupan pangan namun tidak menikmati pembangunan mulai berbondong-bondong pindah ke kota. Generasi muda tidak ada yang mau menjadi petani.

5. Masalah Kepadatan Penduduk
Ketidakseimbangan kepadatan penduduk ini mengakibatkan ketidakmerataan pembangunan baik fisik maupun nonfisik yang selanjutnya mengakibatkan keinginan pindah semakin tinggi.

Dampak Negatif Masalah Kependudukan Terhadap Lingkungan
Pengertian lingkungan hidup bisa dikatakan sebagai segala sesuatu yang ada di sekitar manusia atau makhluk hidup yang memiliki hubungan timbal balik dan kompleks serta saling mempengaruhi antara satu komponen dengan komponen lainnya. 

Pada suatu lingkungan terdapat dua komponen penting pembentukannya sehingga menciptakan suatu ekosistem yakni komponen biotik dan komponen abiotik. Komponen biotik pada lingkungan hidup mencakup seluruh makluk hidup di dalamnya, yakni hewan, manusia, tumbuhan, jamur dan benda hidup lainnya. Sedangkan, komponen abiotik adalah benda-benda mati yang bermanfaat bagi kelangsungan hidup makhluk hidup di sebuah lingkungan yaitu mencakup tanah, air, api, batu, udara, dan lain sebagainya.

Kerusakan pada lingkungan hidup terjadi karena dua faktor, baik faktor alami dari lingkungan itu sendiri ataupun akibat dari tingkah laku manusia. Pentingnya lingkungan hidup yang terawat terkadang dilupakan oleh manusia, dan hal ini bisa menjadikan ekosistem serta kehidupan yang tidak maksimal pada lingkungan tersebut.

Sekarang kita mencoba mengidentifikasi kerusakan lingkungan yang disebabkan tingkah laku manusia yaitu masalah kependudukan. Berikut contoh-contoh identifikasi masalah kependudukan yang dapat merusak lingkungan :
1. Jumlah penduduk yang meningkat tiap tahun, baik secara kelahiran maupun arus urbanisasi/imigrasi, menyebabkan banyaknya lahan untuk dijadikan pemukiman sehingga lahan hijau terutama di daerah perkotaan semakin sempit.

2. Penduduk suku-suku primitif yang masih memakai sistem berpindah tempat tinggal menyebabkan banyak lahan hutan yang dibuka sebagai pemukiman penduduk menjadi gundul karena tidak adanya penggantian pohon kembali (reboisasi).

3. Meningkatnya jumlah penduduk berarti juga peningkatan produksi sampah harian atau limbah. Limbah-limbah itu ada kalanya berupa sampah biologis manusia (feses), sampah rumah tangga, pertanian, industri, transportasi, dan lain-lain. Sampah-sampah tersebut merupakan sumber polusi, baik polusi tanah, air, maupun udara dan ini sangat berpengaruh pada kesehatan.

4. Tuntutan bahan pangan yang terus meningkat menyebabkan pengalihfungsian suatu lahan menjadi tempat penghasil bahan pangan tersebut, seperti penggundulan bukit resapan air menjadi lahan bercocok tanam sayur dan akibatnya terjadi longsor.

5. Terjadinya ekplorasi ataupun eksploitasi besar-besaran terhadap lingkungan maupun sumber daya alam, seperti kegiatan pertambangan, penimbunan rawa-rawa untuk pemukiman, dan pendirian bangunan liar di daerah aliran sungai (DAS).

6. Meningkatnya jumlah penduduk menyebabkan meningkatnya jumlah kebutuhan air tanah yang berarti meningkatnya jumlah sumur untuk memenuhi jumlah kebutuhan air tersebut dan berarti akan terjadi peningkatan perusakan permukaan bumi karenanya.

7. Pada suatu lingkungan padat penduduk berarti semakin banyak dilakukan pembangunan tempat tinggal yang berarti dilakukan pembukaan lahan untuk memenuhi kebutuhan tersebut yang mengakibatkan menurunya tingkat produktivitas tanah, yang tadinya subur menjadi gersang karena berkurangnya tumbuhan penghasil zat hara.

8. Pada lingkungan padat penduduk di hasilkan banyak gas buang seperti gas karbon monoksida (CO) maupun gas karbon dioksida (CO2) yang tidak diimbangi dengan berlimpahnya O2 karena berkurangnya jumlah tanaman di lahan tersebut sehingga hal ini menyebabkan menurunya kualitas udara.

Solusi Masalah Kependudukan Terhadap Lingkungan
Lingkungan berarti keadaan atau kondisi yang mengelilingi kita. Bumi, rumah kita, memberikan semua hal penting yang dibutuhkan untuk hidup kita. Untuk kelangsungan hidup kita di lingkungan, kita harus melestarikan biosfer yang sehat dengan semua sistem ekologi, semua tumbuhan dan hewan, tanah yang subur, air murni, dan udara bersih.

Sekarang, keindahan alam bumi ini menghilang, sebagian orang di seluruh dunia menghancurkan keindahan oleh eksploitasi sumber daya alam secara maksimum/berlebihan. Tingkat kerusakan lingkungan hidup saat ini sudah sangat tinggi sehingga perlu adanya solusi dari masalah lingkungan ini.

Berbagai masalah lingkungan sekarang mempengaruhi bumi kita. Sebagai akibat dari era globalisasi yang terus-menerus mengeksploitasi proses alami dari bumi mengubah masalah lokal menjadi isu-isu global, beberapa masalah yang sekarang mempengaruhi dunia adalah hujan asam, polusi udara, pemanasan global, limbah berbahaya, penipisan ozon, asap, polusi air, dan lain sebagainya serta overpopulasi Smog dan racun mengapung di udara, yang disebabkan oleh pemborosan asap kotor dari perusahaan industri dan juga dari pembakaran bahan bakar yang dikeluarkan oleh kendaraan.

Penyalahgunaan sumber daya energi akibat masalah kependudukan ini sebagai salah satu masalah lingkungan yang terjadi dari banyaknya masalah yang lain. Dalam hal ini akan berdampak menjadi masalah serius jika orang-orang pada jaman sekarang tidak bisa menyadari akan pentingnya daur ulang energi dan konservasi lingkungan.

Untuk pertama yang mungkin dapat dilakukan adalah mendaur ulang produk-produk yang sudah tidak terpakai, baik organik maupun non-organik sehingga ketegangan lingkungan sebagai akibat dari kerusakan lingkungan dapat kita kurangi dengan hal ini. Contohnya seperti menggunakan barang-barang yang tidak terpakai lalu didaur ulang menjadi kompos limbah tanaman sehingga dapat meminimalkan limbah yang terbuang di lingkungan. Dari limbah tersebut kita juga dapat menciptakan pupuk organik yang sehat.

Deforestasi atau penggundulan hutan untuk kehidupan manusia akan dapat berkurang dengan kita memanfaatkan teknologi yang tersedia untuk mendaur ulang bahan yang digunakan, sehingga tak hanya dampak pencemaran lingkungan saja yang akan berkurang namun pohon juga dapat kita sekamatkan.

Dalam memenuhi kebutuhan saat ini, kita tidak harus berlebihan dalam penggunaan sumber daya alam yang ada, karena dengan begitu generasi manusia yang akan datang tidak harus mengorbankan kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan mereka merupakan keberlanjutan pelestarian lingkungan yang harus diwujudkan.

Bukan berarti pengelolaan dominasi dan eksploitasi atau dalam menggunakan sumber daya alam harus selalu berlebihan dan tanpa memperhatikan kapasitas bumi dalam memproduksi dan merehabilitasinya dari kekuasaan kita atas alam dan makhluk hidup lainnya sehingga dapat menghindarkan kita dari masalah-masalah kependudukan yang terus-menerus meningkat.

Oleh karena itu, kita harus menjaga kepadatan penduduk untuk mengurangi masalah kependudukan dan memfasilitasi sumber daya terbarukan agar dapat lebih diperbaharui sebagai efek kelestarian lingkungan yang dapat menjaga daya dukung lingkungan. Kita juga harus bertanggung jawab dalam menggunakan semua fasilitas termasuk bumi beserta isinya sebagai bukti bahwa kita tetap ingat bahwa Allah SWT telah mempercayakan semua itu kepada kita.


Sumber : https://www.google.co.id/

Lahan Basah Tibet Dukung Siklus Ekologi

Lingkungan adalah jumlah semua benda hidup dan mati serta seluruh kondisi yang ada di dalam lingkungan adalah jumlah semua benda hidup dan mati serta seluruh kondisi yang ada di dalam ruang yang kita tempati. Ahmad(1987:3) mengemukakan bahwa lingkungan hidup adalah sistem kehidupan di mana terdapat campur tangan manusia terhadap tatanan ekosistem.

Sedangkan Ekologi adalah ilmu yang mempelajari interaksi antara organisme dengan lingkungannya dan yang lainnya. Berasal dari kata Yunani oikos (“habitat”) dan logos (“ilmu”). Ekologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari baik interaksi antar makhluk hidup maupun interaksi antara makhluk hidup dan lingkungannya. Dalam ekologi, kita mempelajari makhluk hidup sebagai kesatuan atau sistem dengan lingkungannya.

Pembahasan ekologi tidak lepas dari pembahasan ekosistem dengan berbagai komponen penyusunnya, yaitu faktor abiotik dan biotik. Faktor biotik antara lain suhu, air, kelembapan, cahaya, dan topografi, sedangkan faktor biotik adalah makhluk hidup yang terdiri dari manusia, hewan, tumbuhan, dan mikroba. Ekologi juga berhubungan erat dengan tingkatan-tingkatan organisasi makhluk hidup, yaitu populasi, komunitas, dan ekosistem yang saling mempengaruhi dan merupakan suatu sistem yang menunjukkan kesatuan.

Pada suatu ekosistem terdapat perbedaan-perbedaan antara ekosistem yang satu dengan yang lainnya, karena pada suatu ekosistem mempunyai ciri khas tersendiri. Hal ini disebabkan oleh perbedaan kondisi iklim (hutan hujan, hutan musim, hutan savana), perbedaan letak dari permukaan laut, topografi, dan formasi geologik (zonasi pada pegunungan, lereng pegunungan yang curam, lembah sungai), perbedaan kondisi tanah dan air tanah (pasir, lempung, basah, kering).

Oleh karena itu, saya akan coba membahas sedikit siklus ekologi air yang masih cukup baik untuk ditinggali oleh beberapa makhluk hidup yang cocok di daerah tersebut.


Resume dari Video diatas :
Lahan basah di daerah otonomi Tibet, merupakan lahan basah terbesar di China, menyokong keberadaan padang rumput Tibet Utara.  Terletak di dataran setinggi lebih dari 4000 meter diatas permukaan laut, Danau Serling Tso adalah tempat tenang dengan tumbuhan dan hewan yang melimpah. Air birunya terasa sedikit asin, seperti air laut. Penduduk setempat berkata, danau telah meluas. Permukaan airnya meninggi hampir semeter dibandingkan tahun lalu.

[Lei Guilong, Biro Kehutanan Daerah Otonomi Tibet]:
"Survei menunjukkan daerah basah Tibet telah meningkat sejak survei pertama. Selain itu, 90% tanah basah telah mempertahankan kondisi protogenetik." 

Danau Serling Tso dan 20 danau lainnya telah membuat perlindungan lahan tanah basah, menjadikan daerah ini sebagai habitat ideal bagi bebek langka. Ada sekitar 100 jenis burung tinggal disana.  Tibet memiliki lebih dari 1.500 danau. Ini adalah lebih dari enam juta hektar.

[Liu Wulin, Institut Survey & Perencanaan Hutan Tibet]:
"Lahan basah di Tibet sangat penting tidak hanya di Tibet, tetapi juga di seluruh negeri. Ini tak hanya menyediakan tempat bagi kijang Tibet, tetapi juga tempat pembiakan bagi spesies penting, seperti burung bangau leher hitam, angsa, dan bebek." 

Dua survei dilakukan untuk memastikan luas lahan basah di Tibet. Survei pertama tahun 1996 hingga 2000, menunjukkan 15 juta hektar dengan 17 varietas, yang terdiri dari empat jenis lahan basah, termasuk danau, rawa, sungai, dan lahan basah buatan.


Sumber :
Uploaded video by NTDIndonesian

Hutan Mangrove di Belawan-Deliserdang Punah

Sumber Daya Alam adalah sesuatu yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan dan kebutuhan hidup manusia agar hidup lebih sejahtera yang ada di sekitar alam lingkungan hidup kita. Sumber daya alam bisa terdapat di mana saja seperti di dalam tanah, air, permukaan tanah, udara, dan lain sebagainya. Contoh dasar sumber daya alam seperti barang tambang, sinar matahari, tumbuhan, hewan dan banyak lagi lainnya.

Untuk menjamin keberlanjutan fungsi layanan sosial-ekologi alam dan keberlanjutan sumberdaya alam dalam cakupan wilayah yang lebih luas maka pendekatan perencanaan SDA dengan instrumen penataan ruang harus dilakukan dengan mempertimbangkan bentang alam dan kesatuan layanan ekosistem, endemisme dan keterancaman kepunahan flora-fauna, aliran-aliran energi sosial dan kultural, kesamaan sejarah dan konstelasi geo-politik wilayah. Hampir bisa dipastikan bahwa setiap ekosistem bisa jadi akan membutuhkan sistem pengelolaan SDA yang berbeda dari ekosistem di wilayah lain.

Keberhasilan kombinasi beberapa pendekatan seperti ini membutuhkan partisipasi politik yang tinggi dari masyarakat adat dalam proses penataan ruang dan penentuan kebijakan pengelolaan SDA di wilayah ekosistem. Semakin tinggi partisipasi politik dari pihak-pihak berkepentingan akan menghasilkan rencana tata ruang yang lebih akomodatif terhadap kepentingan bersama yang “intangible” yang dinikmati bersama oleh banyak komunitas yang tersebar di seluruh wilayah ekosistem tersebut, seperti jasa hidrologis.

Kondisi seperti ini bisa diciptakan dengan pendekatan informal, misalnya dengan membentuk “Dewan Konsultasi Multi-Pihak tentang Kebijakan Sumber Daya Alam Wilayah/Daerah” atau “Forum Multi-Pihak Penataan Ruang Wilayah/Daerah” yang berada di luar struktur pemerintahan tetapi secara politis dan hukum memiliki posisi cukup kuat untuk melakukan intervensi kebijakan.

Lingkungan secara alami memiliki kemampuan untuk memulihkan keadaannya, Pemulihan keadaan ini merupakan suatu prinsip bahwa sesungguhnya lingkungan itu senantiasa arif menjaga keseimbangannya.
Apabila bahan pencemar berakumulasi terus menerus dalam suatu lingkungan, sehingga lingkungan tidak punya kemampuan alami untuk menetralisasinya yang mengakibatkan perubahan kualitas. Pokok permasalahannya adalah sejauh mana perubahan ini diperkenankan.

Tanaman tertentu menjadi rusak dengan adanya asap dari suatu pabrik, tapi tidak untuk sebahagian tanaman lainnya. contoh : dengan buangan air pada suatu sungai mengakibatkan peternakan ikan mas tidak baik pertumbuhannya, tapi cukup baik untuk ikan lele dan ikan gabus.

Keterbatasan Kemampuan Manusia, Manusia sebagai pengolah sumber daya alam dituntut semaksimal mungkin untuk mengolah sumber daya alam. Tapi banyak diantara manusia tersebut yang tidak mampu untuk mengolah sumber daya alam yang telah tersedia yang mengakibatkan negara kita selalu tertinggal dari negara-negara lain diluar sana yang sudah maju.

Padahal negara-negara tersebut tidaklah memiliki sumber daya alam sebanyak yang kita punya ,tpi mereka sselalu dapat mengolah setiap sumber daya alam yang telah tersedia di Negara mereka yang membuat negara mereka terus maju.

Maka dari itu yang harus kita lakukan adalah kita harus lebih meningkatkan sumber daya manusia atau kemampuan dari masyarakat kita agar bisa memaksimalkan atau mengolah sumber daya alam kita yang begitu melimpah ini. Bukan mustahil jika kita bisa mengolahnya ,kita akan seperti Negara-negara yang telah maju atau bahkan melebihi mereka.

Oleh karena itu, saya akan coba membahas sedikit sumber daya alam di sebuah daerah yang sudah bisa dikatakan punah yang bisa menyebabkan bencana alam yang merugikan kita.
link video : http://www.youtube.com/watch?v=FdtgknFwnQQ&feature=related

Resume dari video diatas :
Ternyata kondisi hutan mangrove dalam lahan konservasi maupun lahan hutan lindung di perairan Belawan serta Deliserdang sudah kian kritis, bahkan banyak lahan konservasi hutan bakau beralih fungsi menjadi lahan tambak maupun kebun sawit yang dimiliki oknum tertentu.

Padahal, hutan bakau atau mangrove berguna demi perkembangan hidupseluruh hewan yang ada di laut maupun pesisir pantai dan sungai, namun kini keberadaannya sangat mengkhawatirkan bahkan terancam punah.

Kerusakan terparah terdapat di lokasi hutan mangrove sekitar kawasan Paluh Goni yang terletak di perbatasan perairan Belawan- Deliserdang, hutan mangrove disana beralih fungsi menjadi tambak seluas 20 Ha masing-masing milik oknum DPRD Medan, sedangkan hutan mangrove/ konservasi berubah menjadi lahan sawit seluas 280 Ha milik penduduk sipil di kawasan Paluh Buaya, Paluh Tabuhan, Paluh Keluang, PAluh Nipah Larangan seluas 1000 Ha maupun di desa Karang Gading sudang banyak berubah fungsi.

Para warga sekitar sudah mendesak aparat hukum untuk mengambil tindakan tegas terhadap pelaku perusakan lingkungan hidup terutama bagi pelaku perusak hutan mangrove yang ada di kawasan konservasi Belawan dan Deliserdang, dikatakannya lagi, bahwa maraknya aksi penebangan liar hutan bakau/ mangrove mengancam timbulnya banjir serta bencana tsunami.

Oleh karena itu kita harus bisa melestarikan alam yang sekarang susah untuk mencari lahan yang tepat, sehingga alam pun akan memberikan timbal balik seperti dapat "menyelamatkan hidup" kita, dari bencana atau hal yang takkan pernah kita duga sebelumnya.

Sumber :
https://www.google.co.id/

Pertambangan-1


Pengertian Pertambangan
   Kata pertambangan merupakan kata kerja yang berasal dari kata benda yaitu tambang. Tambang sendiri mempunyai arti yaitu :
1. Suatu penggalian yang dilakukan di bumi untuk memperoleh mineral (Hartman, 1987)
2. Lokasi kegiatan yang bertujuan memperoleh mineral bernilai ekonomis (Kamus istilah teknik pertambangan umum, 1994).

   Sedangkan jika mengartikan Pertambangan itu sendiri yaitu
1. Sebagian atau seluruh tahapan kegiatan dalam rangka penelitian, pengelolaan dan pengusahaan mineral atau batubara yang meliputi penyelidikan umum, eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi, penambangan, pengolahan dan pemurnian, pengangkutan dan penjualan, serta kegiatan pesca tambang (UU No 4 Tahun 2009)
2. Kegiatan, pekerjaan dan industri yang berhubungan dengan ekstraksi mineral (Hartman,1987)
3. Ilmu pengetahuan, teknologi dan bisnis yang berkaitan dengan industri pertambangan mulai dari prospeksi, eksplorasi, evaluasi, penambangan, pengolahan, pemurnian sampai dengan pemasarannya (Kamus istilah teknik pertambangan umum, 1994)

Karakteristik Pertambangan
   Pertambangan mempunyai beberapa karakteristik, yaitu (tidak dapat diperbarui), mempunyai risiko relatif lebih tinggi, dan pengusahaannya mempunyai dampak lingkungan baik fisik maupun sosial yang relatif lebih tinggi dibandingkan pengusahaan komoditi lain pada umumnya. Karena sifatnya yang tidak dapat diperbarui tersebut pengusaha pertambangan selalu mencari (cadangan terbukti) baru. Cadangan terbukti berkurang dengan produksi dan bertambah dengan adanya penemuan.
   Ada beberapa macam risiko di bidang pertambangan yaitu (eksplorasi) yang berhubungan dengan ketidakpastian penemuan cadangan (produksi), risiko teknologi yang berhubungan dengan ketidakpastian biaya, risiko pasar yang berhubungan dengan perubahan harga, dan risiko kebijakan pemerintah yang berhubungan dengan perubahan pajak dan harga domestik. Risiko-risiko tersebut berhubungan dengan besaran-besaran yang mempengaruhi keuntungan usaha yaitu produksi, harga, biaya dan pajak. Usaha yang mempunyai risiko lebih tinggi menuntut pengembalian keuntungan (Rate of Return) yang lebih tinggi.

Pergeseran Paradigma
   Dasar kebijakan publik di bidang pertambangan adalah UUD 1945 pasal 33 ayat 3 yang menyatakan bahwa: bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat. Dalam era desentralisasi saat ini maka kegiatan pertambangan tidak terpisahkan lagi dengan pengambilan kebijakan di tingkat daerah sehingga:
   A. Pemerintah pusat hendaknya memberikan kewenangan yang lebih besar kepada daerah untuk mengelola kegiatan pertambangan yang melibatkan sebanyak mungkin peran serta masyarakat lokal.
   B. Apabila risikonya tidak besar serta teknologinya dikuasai dan permasalahannya hanya modal, maka dana dapat dikumpulkan melalui beberapa cara, yaitu:
1. Sebagian pendapatan pemerintah dari sektor pertambangan umum yang sudah memberikan keuntungan banyak (misal: batu bara). Pendapatan tersebut dapat digunakan untuk eksplorasi dan investasi pada sektor-sektor pertambangan lainnya.
2. Membentuk Badan Usaha Milik Daerah yang bertugas mengelola kekayaan mineral di daerah tersebut seoptimal mungkin dengan memperhatikan prinsip-prinsip keberlanjutan.
   C. Aspek lingkungan baik fisik maupun sosial harus dipertimbangkan dalam setiap kontrak pertambangan dan pengusaha pertambangan harus menyediakan biaya untuk mengatasi permasalahan lingkungan tersebut. Menurut ahli ekonomi Kaldor dan Hicks suatu tindakan dikatakan bermanfaat apabila golongan yang memperoleh manfaat dari usahanya dapat memberi kompensasi bagi golongan yang menderita kerugian akibat usaha tersebut sehingga posisi golongan kedua tersebut paling jelek sama seperti sebelum adanya usaha tersebut dan golongan pertama masih untung. Golongan kedua tersebut dapat berupa alam maupun masyarakat.

Jadi, tidak adil bila ada suatu usaha yang kemudian menyebabkan lingkungan menjadi lebih rusak atau masyarakat menjadi lebih menderita dibandingkan keadaan sebelum adanya usaha tersebut. Peran pemerintah daerah akan menjadi lebih besar dalam penanganan dampak lingkungan pertambangan ini, sehingga penguatan institusi di tataran lokal akan menjadi semakin signifikan.
   D. Sumber daya alam sebagai sumber untuk kegiatan pertambangan dan energi dimanfaatkan dari sistem ekologi oleh karena itu syarat mendasar yang harus dipatuhi adalah tidak melanggar daya dukung ekosistem.

Untuk dapat memanfaatkan sebanyak-banyakinya sumber daya alam yang terkandung di bumi Indonesia, konsep eko-efisiensi harus menjadi acuan utama yaitu memanfaatkan sebanyak-banyaknya dan membuang atau memboroskan sesedikit mungkin yang juga berarti meminimumkan limbah. Dapat disimpulkan bahwa eko-efisiensi sekaligus akan meningkatkan efisiensi ekonomi. Untuk itu ekonomi lingkungan perlu diperhitungkan dalam setiap aktifitas pertambangan.

Tahapan-Tahapan Kegiatan Penambangan(berdasarkan UU No. 4 Tahun 2009) : 
1. Penyelidikan Umum, tahap kegiatan pertambangan untuk mengetahui kondisi geologi regional dan indikasi adanya mineralisasi.
2. Eksplorasi, tahap kegiatan pertambangan untuk memperoleh informasi secara terperinci dan teliti tentang lokasi, bentuk, dimensi, sebaran, kualitas dan sumber daya terukur dari bahan galian, serta informasi mengenai lingkungan sosial dan lingkungan hidup.
3. Studi Kelayakan, tahap kegiatan usaha pertambangan untuk memperoleh informasi secara rinci seluruh aspek yang berkaitan untuk menentukan kelayakan ekonomis dan teknis usaha pertambangan,termasuk analisis mengenai dampak lingkungan serta perencanaan pasca tambang.

4. Operasi Produksi, tahap kegiatan pertambangan yang meliputi konstruksi, penambangan, pengolahan, pemurnian, termasuk pengangkutan dan penjualan serta sarana pengendalian dampak lingkungan sesuai dengan hasil studi kelayakan.

5. Konstruksi, kegiatan usaha pertambangan untuk melakukan pembangunan seluruh fasilitas operasi produksi, termasuk pengendalian dampak lingkungan.

6. Penambangan, bagian kegiatan usaha pertambangan untuk memproduksi mineral dan/atau batubara dan mineral ikutannya.

7. Pengolahan dan Pemurnian, kegiatan usaha pertambangan untuk meningkatkan mutu mineral dan/atau batubara serta untuk memanfaatkan dan memperoleh mineral ikutan.

8. Pengangkutan, kegiatan usaha pertambangan untuk memindahkan mineral dan/atau batubara dari daerah tambang dan/atau tempat pengolahan dan pemurnian sampai tempat penyerahan

9. Penjualan, kegiatan usaha pertambangan untuk menjual hasil pertamabangan mineral atau batubara.

10. Reklamasi, kegiatan yang dilakukan sepanjang tahapan usaha pertambangan untuk menata, memulihkan dan memperbaiki kualitas lingkungan dan ekosistem agar dapat berfungsi kembali sesuai peruntukannya.

11. Kegiatan Pascatambang, kegiatan terencana, sistematis dan berkelanjutan setelah akhir sebagian atau seluruh kegiatan usaha pertambangan untuk memulihkan fungsi lingkungan alam dan fungsi sosial menurut kondisi lokal di seluruh wilayah penambangan.

Pertimbangan Dasar Rencana Penambangan 
   A. Pertimbangan Ekonomis 
1. Cut Off Grade (COG), ada 2 pengertian dari cut off grade yaitu : 1)kadar endapan bahan galian terendah yang masih menguntungkan apabila ditambang, 2)kadar rata-rata terendah yang masih menguntungkan apabila ditambang. Cut off grade inilah yang akan menentukan batas-batas atau besarnya cadangan serta menentukan perlu tidaknya dilakukan pencampuran (mixing/blending) antara endapan bahan galian yang berkadar tinggi dengan berkadar rendah.
2. Break Even Stripping Ratio (BESR), yaitu perbandingan antara biaya biaya penggalian endapan bijih (ore) dengan biaya pengupasan tanah penutup (overburden).

   B. Pertimbangan Teknis 
1. Penentuan ultimate pit limit, yaitu batas akhir atau paling luar dari suatu tambang terbuka yang masih diperbolehkan dengan kemiringan lereng yang masih aman.

2. Pertimbangan struktur geologi yang dominan yang terdiri dari 1) perlapisan dan perlipatan, 2)sesar dan patahan, 3)cleavage.

3. Pertimbangan geometri yang terdiri dari 1)geometri jenjang, 2)jalan tambang.

4. Stripping ratio (SR) yaitu perbandingan antara jumlah bijih yang harus dipindahkan dengan jumlah batuan penutup (overburden).

5. Pertimbangan hidrologi dan hidrogeologi, yaitu berupa sungai, air permukaan (air hujan) dan air tanah. Penanganannya dapat berupa mine drainage (mencegah air masuk kedalam tambang) dan mine dewatering(mengeluarkan air yang telah masuk kedalam tambang).

   Ada beberapa fase yang harus dilalui oleh perusahaan sebelum melakukan eksploitasi. Saat proses tersebut di lalui oleh perusaan, maka saat itu pula beredar mitos-mitos pertambangan di masyarakat. Beberapa gambaran mitos-mitos dan fakta-fakta dari pertambangan.
Mitos-Mitos Pertambangan :
   1. Pertambangan adalah industri padat modal dan risiko tinggi
   2. Pertambangan adalah industri yang menyejahterakan rakyat
   3. Pertambangan adalah penyumbang devisa negara yang besar
   4. Pertambangan adalah industri yang banyak menyediakan lapangan kerja
   5. Pertambangan adalah industri yang bertanggungjawab

Fakta-Fakta Pertambangan:
   1. Tahapan Penyelidikan Umum
- Lahirkan Pro dan Kontra yang memicu benih perpecahan di masyarakat
- Beredar janji-jani ‘surga’ seperti masyarakat akan sejahtera, jalan di perbakiki, listrik terang benderang, menjadi kota ramai dll, sehingga gaya hidup masyarakat mulai berubah
- Beredar informasi yang simpang siur dan membingungkan
   2. Tahapan Eksplorasi
- Konflik antar pemilik kepentingan mulai terbuka. Pada posisi ini biasanya Pemerintah mulai menujukan keberpihakan pada perusahaan.
- Informasi yang semakin simpang siur semakin meresahan masayatakat.
- Bujuk rayu, intimidasi, hingga teror dan ancaman makin meningkat
   3. Tahapan Eksploitasi
- Dimulainya Penghancuran gunung, hutan, sungai dan laut.
- Dimulainya proses pembuangan limbah Tailing yang akan meracuni sumber air dan pangan.
- Dimulainya kerja-kerja akademisi dan konsultan bayaran untuk membuktikan bahwa tidak ada pencemaran.
- Meningkatnya konflik antar masyarakat dan masyarakat dengan pejabat Negara.
- Penguasaan sumberdaya alam, pencemaran lingkungan dan proses pemiskinan.
- Meningkatnya pelanggaran Hak Asasi Manusia, kasus korupsi dan suap.
- Meningkatnya kasus asusila karena akan terbukanya fasilitasi judi dan tempat prostitusi.
- Limbah Tailing dan Batuan akan menjadi masalah dari hulu hingga hilir.
    4. Tahapan Tutup Tambang
- Makin terpuruknya ekonomi lokal dan menigkatnya jumlah pengangguran.
- Terbatasnya waktu pantauan kualitas lingkungan.
- Terbentuknya danau-danau asam dan beracun yang akan terus ada dalam jangka waktu yang panjang.
- Tidak pulihnya ekosistem yang dirusak oleh perusahaan tambangan.
- APBD banyak terkuras untuk menutupi protes rakyat sementara perusahaan telah pergi meninggalkan berbagai masalah.

Adapun yang perlu diwaspadai jika konsep pengelolaan menggunakan konsep Tambang Rakyat adalah:
   1. Tambang Rakyat selalu menjadi jalan masuk untuk tambang skala besar
   2. Tambang Rakyat berpotensi menjadi daerah tak bertuan
   3. Tambang Rakyat mengundang konflik horizontal
   4. Tambang Rakyat mengundang keterlibatan cukong, pedagang merkuri, pedagang emas dan aparat

PERTAMBANGAN di INDONESIA
Menurut UU No.11 Tahun 1967, bahan tambang tergolong menjadi 3 jenis, yaitu:
   1. Golongan A (Bahan Galian Strategis)
Bahan golongan A ini merupakan barang yang penting bagi pertahanan, keamanan dan strategis untuk menjamin perekonomian negara dan sebagian besar hanya diizinkan untuk dimiliki oleh pihak pemerintah. Contohnya: Minyak Bumi, Nikel, Batu Bara, Uranium Dan Plutonium.
   2. Golongan B (Bahan Galian Vital)
Bahan golongan B ini merupakan bahan yang dapat menjamin hayat hidup orang banyak. Contohnya: Kromit, Besi Emas, Perak dan Tembaga.
   3. Golongan C (Bahan Galian Tidak Strategis dan Tidak Vital)
Bahan golongan C ini merupakan bahan yang tidak dianggap langsung mempengaruhi hayat hidup orang banyak. Contohnya: Lempung, Batu Giok (Jade), Talk, Marmer, Garam, Pasir, Batu Kapur dan Asbes.

Contoh dari jenis Pertambangan yang ada di Indonesia
   a. Minyak bumi
Minyak bumi mulai terbentuk pada zaman primer, sekunder, dan tersier. Minyak bumi berasal dari mikroplankton yang terdapat di danau-danau, teluk-teluk, rawa-rawa, dan laut-laut dangkal. Sesudah mati, mikroplankton berjatuhan dan mengendap di dasar laut, kemudian bercampur dengan lumpur yang dinamakan lumpur sapropelium.

Akibat tekanan dari lapisan-lapisan atas dan pengaruh panas magma terjadilah proses destilasi hingga terjadilah minyak bumi kasar. Proses pembentukan minyak bumi memerlukan waktu jutaan tahun. Mutu minyak bumi Indonesia cukup baik. Kadar sulfur (belerang) minyak bumi Indonesia sangat rendah, sehingga mengurangi kadar pencemaran udara.
Pengolahan minyak bumi menghasilkan avgas, avtur, super 98, premium, minyak tanah, solar, minyak diesel dan minyak bakar. Minyak bumi berperan penting dalam perekonomian Indonesia karena dapat menghasilkan devisa negara. Indonesia menjadi anggota Organization Petroleum Exportir Countries (OPEC), yang bergerak dalam bidang ekspor minyak bumi.
Daerah-daerah penghasil minyak bumi di Indonesia adalah sebagai berikut:
Pulau Jawa: Cepu, Cirebon, dan Wonokromo. Pulau Sumatera: Palembang (Sungai gerong dan sungai Plaju) dan Jambi (Dumai). Pulau Kalimantan: Pulau Tarakan, Pulau Bunyu, Kutai dan Balikpapan. Pulau Irian: Sorong.

   b. Gas alam
Indonesia mempunyai Banyak tempat yang mengandung minyak bumi dan gas alam. Gas Alam merupakan campuran beberapa (CH4 atau C2H6), propan, (C3H6) dan butan (C4H10) yang digunakan sebagai bahan bakar. Ada 2 macam gas alam cair yang diperdagangkan, yaitu LNG dan LPG. LNG (Liquified Natural Gas) atau Gas alam cair yang terdiri atas gas metan dan gas etan, membutuhkan suhu sangat dingin supaya dapat disimpan sebagai cairan.
Gas alam cair diproduksi di Arun dan Badak, selanjutnya diekspor antara lain di Jepang. LPG (Liquified Petrolium Gas) atau gas minyak bumi cair yang dipasarkan dengan nama elpiji dalam tabung besi terdiri atas gas propan dan butan. Elpiji inilah yang digunakan sebagai bahan bakar kompor gas atau penamas lainnya.

   c. Batu bara
Sebagian besar batu bara terjadi dari tumbuh-tumbuhan tropis masa prasejarah (masa karbon). Tubuh-tumbuhan tersebut termasuk jenis paku-pakuan. Tumbuhan itu tertimbun hingga berada dalam lapisan-lapisan batuan sedimen yang lain. Proses pembentukan batu bara disebut juga inkolen (proses pengarangan) yang terbagi menjadi dua yaitu prosess bio kimia dan proses metamorfosis.
Proses bio kimia adalah proses terbentuknya batu bara yang dilakukan oleh bakteri anaerop dan sisa-sisa tumbuh-tumbuhan yang menjadi keras karena beratnya sendiri. Jadi tidak ada kenaikan suhu dan tekanan. Proses ini mengakibatkan tumbuh-tumbuhan berubah menjadi gambut (turf). Proses metamorfosis adalah suatu proses yang terjadi karena pengaruh tekanan dan suhu yang sangat tinggi dan berlangsung dalam waktu yang lama. Pada proses ini sudah tidak ada bakteri lagi.
Daerah tambang batu bara di Indonesia adalah sebagai berikut:
Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan (Pulau laut/Sebuku), Jambi, Riau, Aceh, Papua (Irian Jaya). Ombilin dekat Sawahlunto (Sumatera Barat) menghasilkan batu bara muda yang sifatnya mudah hancur. Bukit Asam dekat Tanjung Enim (palembang) menghasilkan batu bara muda yang sudah menjadi antrasit karena pengaruh magma.

   d. Tanah Liat
Tanah Liat adalah tanah yang mengandung lempunng (65%), butir-butirnya sangat halus, sehingga rapat dan sulit menyerap air. Tanah liat banyak terdapat di dataran rendah di Pulau Jawa dan Sumatera.

   e. Kaolin
Kaolin terbentuk dari pelapukan batu-batuab granit. Batuan ini banyak terdapat di daerah sekitar pegunungan di Sumatera.

   f. Gamping (Batu Kapur)
Batu kapur terbentuk dari pelapukan sarang binatang karang. Batu ini banyak terdapat di pegunungan Seribu dan Pegunungan Kendeng.

   g. Pasir Kuarsa
Pasir Kuarsa terbentuk dari pelapukan batu-batuanyang hanyut lalu mengendap didaerah sekitar sungai, pantai, dan danau. Pasir kuarsa banyak terdapat di Banda Aceh, Bangka, Belitung dan Bengkulu.

   h. Pasir Besi
Pasir Besi adalah batuan pasir yang banyak mengandung zat besinya. Pasir besi banyak terdapat di Pantai Cilacap, Jawa Tengah.

   i. Marmer/Batu Pualam
Marmer/batu pualam adalah batu kapur yang telah berubah bentuk dan rupanya sehingga merupakan batuan yang sangat indah setelah digosok dan dilicinkan. Marmer banyak terdapat di Trenggalek, JawaTimur dan daerah Bayat Jawa Tengah.

   j. Batu Aji/Batu Akik
Batu aji/batu akik adalah batuan atau mineral yang cukup keras. Warna batu akik bermacam-macam, antara lain merah, hijau,biru,ungu,putih,kuning, dan hitam. Batu ini digunakan untuk perhiasan dan banyak terdapat di daerah pegunungan dan di sekitar aliran sungai.

   k. Bauksit
Bauksit di Indonesia banyak terdapat di Pulau Bintan dan Riau. Bauksit dari Bintan diolah di Sumatera utara di Proyek Asahan. Proyek Asahan juga merupakan pusat tenaga air terjun di sungai Asahan.

   l. Timah
Daerah-daerah penghasil timah di Indonesia adalah Pulau Bangka, Belitung,dan Singkep yang menghasilkan lebih dari 20% produksi timah putih dunia. Di Muntok terdapat pabrik peleburan timah.Ada dua macam timah yaitu timah primer dan timah sekunder (aluvial). Timah primer adalah timah yang mengendap pertama kali pada batuan granit. Timah sekunder (aluvial) adalah endapan timah yang sudah berpindah dari tempat asalnya akibat proses pelapukandan erosi.

   m. Nikel
Nikel terdapat di sekitar Danau Matana, Danau Towuti, dan di Kolaka (Sulawesi Selatan).

   n. Tembaga
Tembaga terdapat di Tirtomoyo dan wonogiri (Jawa Tengah), Muara Sipeng (Sulawesi) dan Tembagapura (Papua/Irian Jaya).

   o. Emas dan Perak
Emas dan Perak merupakan logam mulia. Pusat tambang emas dan perak terdapat di daerah-daerah berikut:
Tembagapura di Papua (Irian Jaya), Batu hijau di Nusa Tenggara Barat, Tasikmalaya dan Jampang di Jawa Barat, Simao di Bengkulu, Logos di Riau, Meulaboh di Naggroe Aceh Darusalam.

   p. Belerang
Belerang terdapat di kawasan Gunung Talaga Bodas (Garut) dan di kawah gunung berapi, seperti di Dieng (Jawa Tengah).

   q. Mangan
Belerang terdapat di Kliripan (Daerah Istimewa Yogyakarta), Pulau Doi (Halmahera), dan Karangnunggal (sebelah selatan Tasikmalaya).

   r. Fosfat
Fosfat terdapat di cirebon, Gunung Ijen dan Banyumas (fosfat hijau).

   s. Besi
Di dalam temperatur tinggi, bijih besi dicampur dengan kokas dan besi tua. Percampuran diatur sedemikian rupa, sehingga proses pembakarannya merata. Kotoran dalam bijih besi dapat di hilangkan dengan jalan reduksi (mengambil unsur oksigen dari biji besa). Prases pembakaran dalam suhu tinggi menghasilkan cairan. Kemudian cairan tersebut dicetak dalam bentuk tertentu. Besi baja adalah besi yang kandungan / campuran karbonya rendah.

   t. Mika
Mika terdapat di Pulau Peleng, Kepulauan Banggai di Sulawesi Tengah.

   u. Tras
Tras terdapat di pegunungan Muria, Jawa tengah.

   v. Intan
Intan terdapat di Martapura, Kalimantan Selatan.

   w. Hasil Tambang Lain
Hasil tambang lainnya antara lain asbes, grafit, wolfram dan platina. Asbes terdapat di Halmahera, Maluku dan diolah di Gresik, Jawa Timur. Grafit di Payakumbuh dan sekitar Danau Singkarak, Sumatera Barat. Wolfram di Pulau Singkep (Kepulauan Riau). Platina (emas putih) di pegunungan Verbeek, Kalimantan.

Sumber : http://www.google.co.id/